Kamis, 05 Juni 2014

Di angka dua satu-ku, Empat Enam-mu

Di angka dua satu-ku, Empat enam-mu.
Untuk malam-malam lelap yang terjarah oleh tangisku.
Untuk lengan-lengan yang lelah karena menggendongku.
Untuk hari-hari yang merepotkan karena kenakalanku.
Untuk air mata yang jatuh karena pembangkanganku.
Maaf.

Diangka dua satu-ku, Empat enam-mu.
Untuk fajar yang kau jemput untuk menyuapiku.
Untuk tawa yang selalu menjadi obatku.
Untuk cerita pemanas telinga namun tak bosan kudengar.
Untuk masakan terenak yang pernah ada.
Terima kasih.

Di empat enam-mu.
Untuk terlahir indah dan menjadi Ibuku.
Untuk Ibu paling hebat di dunia.
Aku menyayangimu.

Kami menyayangimu, Mama...